Sabtu, 28 Juni 2014

Cerita Kali Keruh. Soal Toponimi, Warna Air, dan Tingkat Erosi.


Cerita Kali Keruh. Soal Toponimi, Warna Air, dan Tingkat Erosi.
Oleh: Achmad Fadhilah


Ingat dulu waktu SMK ngomong2 masalah kali keruh di Bumiayu Kabupaten Brebes salah satu teman kami melontarkan pertanyaan kenapa dinamakan kali keruh. Kemudian teman kami yang asli bumiayu menjawab karena airnya keruh. Setelah dipikir2 mungkin saja orang dulu menamakan kali keruh berdasarkan kondisi warna airnya yang selalu keruh. Tapi kenapa ya kali tersebut selalu keruh? Jawab lagi teman saya karena namanya kali keruh. Kalo ngga keruh bukan kali keruh namanya. Saya baru terpikir kalo terus ngobrolin sampai lebaran monyet juga ngga ketemu2 jawabannya. hahaha
Nah, setelah sekarang sedikit banyak tahu ilmunya sungai yang berwarna keruh dipengaruhi oleh muatan yang diangkutnya. Material angkutan sungai (load) dibagi menjadi tiga yakni: Pertama, muatan dasar (bed load) merupakan muatan yang terangkut di dasar sungai yang mempunyai tekstur kasar seperti pasir, kerikil, gravel dan partikel hasil rombakan batuan. Muatan suspensi (Suspended Load) merupakan muatan yang melayang-layang di tubuh sungai. Muatan suspensi memiliki tekstur halus berupa debu hingga lempung. Ketiga, muatan terlarut (dissolved load) berupa ion-ion yang terlarut dalam sungai. Sungai yang banyak mengangkut material suspensi (suspended load) yang berupa lempung dan  cenderung akan mengakibatkan sungai menjadi keruh. Sedangkan sungai yang mengangkut muatan dasar akan cenderung berwarna agak jernih.
Nah, sudah mulai ketahuan nih jawabannya. Eits tunggu dulu, masih ada pertanyaan lagi. Kenapa sih muatan yang banyak diangkut kali keruh itu muatan suspensi? Pasti banyak lempung yang terangkut? Ya memang, banyaknya muatan suspensi yang membuat air sungai menjadi keruh dipengaruhi oleh kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) dibagian hulu. Kondisi DAS yang buruk akan mengakibatkan tingkat erosi semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat erosi semakin tinggi pula partikel tanah yang terkikis dan terangkut oleh aliran bebas permukaan (overland flow) menuju saluran sungai (runoff). Wajar saja, di hulu sungai keruh yang berada lereng barat Gunung Slamet merupakan bagian yang beberapa sudah mengalami erosi dan kondisi tanah yang sudah berkembang. Selain itu, wilayah DAS hulu yang berada di Kecamatan Sirampog juga sudah banyak dimanfaatkan untuk pertanian sawah dan sayuran pada bagian yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan tingkat erosi. Wah, sepertinya kebanyakan teori nih sampai membahas materi semester 5 (konservasi lahan). hehehe
Ada lagi di Bumiayu yang memiliki nama unik yaitu sungai kecil yang bernama kalimaling yang sekarang berubah menjadi kalisantri. Mungkin dulu banyak malingnya tapi sekarang sudah pada tobat tuh.hahaha. Satu lagi kali yang memiliki yang unik nama terdapat di desa saya yaitu kali pedes (sungai pedas), jangan berpikir air sungainya pedas ya.hehehe ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Pengunaan Lahan di Kabupaten Bantul

View larger map