Senin, 07 Maret 2016

Kajian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sebagai Prasarana Transportasi Penting di Wilayah Pantura Jawa Barat

Kajian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sebagai Prasarana Transportasi Penting di Wilayah Pantura Jawa Barat
Achmad Fadhilah
Asbtrak
Meningkatnya pertumbuhakn ekonomi menyebabkan jumlah penggunaan kendaraan bermotor dan mobilitas meningkat, salah satunya di wilayah Pantura Jawa Barat. Peningkatan tersebut harus disertai dengan fasilitas tranportasi seperti jalan. Keberadaan jalan jalur pantura di Jawa Barat belum mampu menampung volume kendaraan pada saat tertentu. Pemerintah memberikan solusi dengan membangun jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) untuk dapat menampung beban volume lalu lintas di jalur pantura. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji Tol Cipali dari karakteristik, keuntungan, dan kerugian. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan literatur berupa artikel ilmiah dan berita aktual. Hasil kajian menunjukkan bahwa Tol Cipali memiliki kapasiatas Lalulintas Harian Rata-rata (LHR) sebanyak 24.000 kendaraan dan diharapkan mampu menampung 40% volume kendaraan di Jalur Pantura Jawa Barat. Keberadaan Tol Cipali memberikan keuntungan berupa jarak tempuh dari Jakrta ke kota lain menjadi singkat dan meningkatnya aktivitas ekonomi baru. Di sisi lain, damak negatifnya adalah kegiatan ekonomi lama di jalur pantura menurun dan kecedenderungan penggunaan lahan di sekitar Tol Cipali.
Keyword: Tol Cipali, Pantura, Lalulintas Harian Rata-rata (LHR)
Pendahuluan
            Insfrastruktur memiliki peranan yang penting sebagai roda pengerak pertumbuhan ekonomi nasional. Komponen infrastruktur yang meliputi transportasi, komunikasi dan informatika, energi dan listrik, perumahan dan permukiman, dan air merupakan elemen sangat penting dalam proses produksi dan sebagai pendukung utama pembangunan nasional. Wilayah Indonesia secara keseluruhan (darat dan perairan) mencapai 5.193.252 km2 terdiri dari beribu pulau dan lima pulau besar yang dipisahkan oleh perairan. Jalan merupakan penghubung yang sangat penting kaitannya dengan wilayah Indonesia yang sangat luas. Jalan juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi ingkat mobilitas perekonomian suatu negara. Karena peran jalan sebagai sarana dan prasarana pengangkutan, baik muatan barang maupun muatan orang. Oleh karena itu pentingnya peran jalan terhadap perekonimian harus oleh pembangunan jalann secara berkelanjutan agar transfer hasil pembangunan nasional bisa lebih terdistribusi secara merata dan adil (Vamela: 2012).
            Tingginya tingkat mobilitas orang dan barang dapat dilihat dari semakin tinginya tingkat oertumbuhan penduduk di Indonesia yang mengakibatkan pula tinggianya kebutuhan kendaraan. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah kendaraan sehinga dapat mengakibatkan kemaceta jika pembangunan jalan tidak dilakukan secaa berlanjut. Keadaan tersebut dapat menghambat mobilitas perekonomian dalam proses pengangkutan bak muatan barang maupun orang. Oleh karena itu dibutuhkan jaringan jalan yang memadai dan mengendepakan kecepatan serta bebeas dari hambatan. Konsep tol adalah jawaban terhada tinggianya mobilitas barang dan manusia.
            Wilayah Pantura Jawa merupakan wilayah padat penduduk dan wilayah berkumpulya pusat-pusat kegiatan ekonomi. Mobilitas dan arus muatan barang dan manusia sangat tinggi. Sebagian besar mobilitas muatan barang dan manusia dilakukan di darat yakni dengan prasarana jalan dan rel ker api. Pada hari-hari biasa, aktivitas pengkutan berjalan normal dengan sedikit hambatan berupa kemacetan di beberapa titik. Namun, pada saat tertentu volume kendaraan meningkat drastis dan pada kahirnya jalan tidak mampu menampung volume kendaraan sehingga mengakibatkan macet seperti pada saat libur atau mudik lebaran. Salah satu solusi yang direncanakan Pemerintah adalah pembangunan Tol Trans Jawa dimana Tol Cikopo-Palimanan merupakan salah satu elemen di dalamnya. Oleh arena itu, pentingnya untuk membahas tentang Tol Cikopo-Palimanan untuk mengetahui peranannya dalam mobilitas angkutan barang dan jasa di Pantura Jawa.
Dasar Teori
a.      Jasa transportasi
Jasa transportasi melayani arus barang dan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi mendorong pertumubuhan pada tempat-tempat tersebut dn sepanjang jalan yang menghubungkan rute-rute (Adisasmita: 2012). Transpotrasi harus terus ditingkatkan karena permintaan jasa transportasi meningkat. Fungsi Transporasi adalah menunjang dan mendorong pembangunan. Fasilitas transportasi dapat dibangun mendahului permintaan jasa transportasi dengan harapan bahwa suplay jasa transportasi akn menciptakan permintaannya sendiri. Istilah ini sering disebut demand follows supply. Sebaliknya, pembangunan fasilitas transportasi dilakukan untuk wilayah yang sudah berkembang disebut supply follows demand. Pembangunan sektor transportasi nasional diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola distribusi nasional, sert mendukung pengembangan wilayah. Sistem transportasi nasional diarahkan pada terwujudnya keseimbangan antara permintaan jada transportasi dan tersedianya kapasitas fasilitas transportasi.
b.      Jalan
Jalan adalah transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya dan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Secara umum jalan terbagi tiga, yaitu: jalan umum, jalan khusus, dan jalan tol. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Sedangkan jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan nasional dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol sehingga jalan tol harus mempunyai spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi daripada jalan umum yang ada (Karsaman dkk: 2015).
c.       Jalan tol
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (UU Jalan No. 38 Tahun 2004). Tujuan pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk memperlancar lalulintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan serta meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan. Selanjutnya, manfaat penyelenggaraan jalan tol itu juga adalah: mempengaruhi perkembangan wilayah dan peningkatan perekonomian, meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang, memberikan keuntungan kepada pengguna berupa penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan waktu dibanding apabila melewati jalan non tol, serta memberikan pengembalian pembiayaan investasi, pemeliharaaan, dan pengembangan jalan tol untuk Badan Usaha yang terlibat (BPJT, 2006).
Pemerintah sebagai pemegang wewenang penyelenggara jalan tol telah menetapkan standar pelayanan  minimal jalan tol yang meliputi substansi pelayanan, yaitu: kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata – rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, dan unit pertolongan / penyelamatan dan bantuan pelayanan. Standar pelayanan minimal jalan tol ini diselenggarakan untuk meningkatkan pelayanan jalan tol sehingga dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga tercapai efisiensi, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Menurut Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005 tentang jalan tol, penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan.
Adapun tujuan pembangunan jalan tol adalah untuk:
1.       Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang • Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi
2.      Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan
3.      Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keaadilan. Pengembangan jalan tol dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan sebagai pemicu pengembangan wilayah karena dipengaruhi oleh aksesibilitas yang tinggi dan penghematan biaya perjalanan bagi pelaku pergerakan.

        Pembangunan jalan tol sangat diperlukan karena melihat pertimbanganpertimbangan: biaya operasi waktu kendaraan yang berhenti, berjalan, atau bergerak dengan kecepatan yang sangat rendah akibat terbaurnya peranan jalan, kenyamanan, perjalanan, serta waktu perjalanan. Sehingga pada umumnya pelaku pergerakan beranggapan bahwa pembangunan jalan tol sangat menguntungkan karena dapat menjadi alternatif pilihan prasarana jalan selain dari jalan umum utama yang ada sekarang. Salah satu tujuan pemerintah dalam mengembangkan jalan tol adalah untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di jalan yang ada saat ini
Pembahasan
Ruas jalan tol Cikampek – Palimanan merupakan salah satu bagian dari Megaproyek Jalan Tol Trans Jawa yang diharapkan akan memberikan dampak positif bagi penanggulangan masalah kemacetan lalu lintas pada koridor Pantai Utara Jawa dan membuka akses kepada kota-kota di sepanjang jalan tersebut dalam mengembangkan potensi ekonomi daerahnya. Panjang Jalan Tol ini adalah sekitar 116 km dan dibagi dalam 6 seksi, seperti terlihat pada tabel berikut:
No.
Seksi
Panjang (Km)
1.
Seksi I
Cikopo – Kalijati
29,10
2.
Seksi II
Kalijati – Subang
9,55
3.
Seksi III
Subang - Cikedung
31,35
4.
Seksi IV
Cikedung – Kertajati
17,65
5.
Seksi V
Kertajati – Sumberjaya
14,50
6
Seksi VI
Sumberjaya - Palimanan
13,70
                                   Total
116,75

 
Seksi pertama menggubungkan Cikopo di Kabupaten Puwakarta Jawa Barat dengan Kalijati di Kabupaten Subang Jawa Barat. Seksi ini memiliki panjang 29,10 km dan merupakan seksi yang terpanjang. Seksi kedua menghubungakan Kaljati dan Subang. Seksi ini memiliki panjang 9,55 km. Seksi ketiga menghubungkan Subang dengan Cikdeung. Seksi ini memiliki panjang 31,35 km. Seksi keempat menghubungkan Cikedung dengan Kertajati. Seksi ini memiliki panjang 17,35 km. Seksi kelima menghubungkan Kertajati dengan Sumberjaya. Seksi ini memiliki panjang 14,50 km. Dan seksi keenam menghubungkan Sumberjaya dengan Palimanan dengan panjang 13,70 km. Panjang keseluruhan Tol Cipali adalah 116,75 km.
            Tol Cipali dirancang untuk bisa dilewati kendaraan dengan batas maksimum kecepatan 120 km.jam. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di Tol Cipali direncanakan dapat menampng 24.064 kendaraan. Tol Cipali memiliki tipe lajur 2 x 2 lajur dengan masing-masing memiliki 1 lajur darurat. Setiap Lajur memiliki lebar 3,6 meter. Konstruksi jalan dirancang dengan kontruksi Rigid Pavement dan Flexible Pavement. Tol Cipali dilengkapi dengan 6 unit interchange dan 20 unit underpass yang berfungsi untuk mengalirkan kendaraan masuk dan keluar Tol Cipali. Sepanjang Tol Cipali terdapat 17 unti jembatan penyebarangan dan 8 unit rest area. Sepanjang jalan akan ditanami 25.000 pohon.

No.
Data
Keterangan
1.
Panjang Jalan
116,75 km
2.
Jumlah Seksi
6 (enam)
3.
Kecepatan Rencana
120 km/jam dan 100 km/jam
4.
Volume Lalulintas
24.064 kendaraan (Tahun 2014)
5.
Jumlah Lajur
2 x 2 lajur
6.
Lebar Lajur
3,6 meter
7.
Kontruksi Perkerasan
Rigid Pavement dan Flexible Pavement
8.
Jumlah Simpang Susun (Interchange)
6 unit
9.
Underpass
30 unit
10.
Box Culvert
186 unit
11.
Jembatan penyeberangan
17 unit
12.
Rest Area (Tempat Istirahat)
8 unit
13.
Penanaman Pohon
25.000 pohon dari 80 jenis pohon


Tol Cipali diharapkan mampu menampung volume kendaraan di Jalur Pantura sebanyak lebih dari 40%. Jarak Tol Cikopo-Palimanan 40 km lebih pendek dari jalur panturan Cikampek-Palimanan. Waktu tempuh dapat dipangkas 1,5-2 jam dibanding menggunakan jalur pantura.
Dengan adanya Tol Cipali ini, diperkirakan akan meningkatakan kegiatan ekonomi dan keuntungan ekonomi seperti:
-          Kawasan Industri
Dengan adanya Tol Cipali, maka akan menarik para inverstor dan pengusaha untuk membangun industri di sekitar Tol Cipali. Hal ini dikarenakan akan memudahkan proses distribusi barang dan tingkat UMR yang masih rendah di wilayah yang dilalui Tol Cipali sehingga memangkas biaya produksi. Dengan banyak industri di Tol Cipali, tentu akan banyak menyerap banyak tenaga kerja
-          Sentra Oleh-oleh.
Keberadaan rest area di Tol Cipali dapat dimanfaatkan oleh masyaraat untuk menjual oleh-oleh kepada para pengemudi yang sedang beristirahat. Hal ini tentu akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
-          Biaya produksi rendah
Dengan adanya Tol Cipali, jarak dan waktu tempuh dari Jakarta ke Jawa Barat bagian timur dan Jawa tengah dapat dipangkas. Hal ini akan menurunkan biaya pengiririman karena dengan jarak yang pendek bahan bakar yang digunakan pun lebih sedikit. Efsiensi waktu juga akan meningkatkan eketifitas produksi. Dengan demikian, biaya produksi akan menurun
Namun, selian bberpa keuntungan di atas, adanya Tol Cipali juga memberikan dampak negatif, diantaranya:
-          Adanya Tol Cipali tentu akan berdampak pada penggunaan lahan dan lingkungan. Sepanjang jalan tol masih didominasi oleh lahan pertanian. Mengingkatnya kebutuhan lahan untuk pembangunan sarana pendukung lain akan mengakibatkan jumlah lahan pertanian berkurang. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan ketahahanan pangan.
-          Kegiatan ekonomi di kawasan jalur panturan dikhawatrikan akan menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kendaraan yang melewati jalur pantura.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka solusinya adalah:
-          Mengawasi dengan ketat setiap pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disusun.
-          Mengalihkan jenis usaha di jalur pantura yang merugi akibat adanya Tol Cipali dengan jenis usaha lain yang tidak tergantung pada aktivitas di jalur pantura seperti kerajinan dan insdustri kreatif.
Kesimpulan
Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan tingginya mobilitas muatan manusia dan barang harus diiiringi dengan pembangunan sarana tranportasi yang memadai. Kehadiran Jalan Tol Cipali diharapkan dapat mampu menampung volume kendaraan di Jalur Pantura Jawa Barat. Kehadiran Tol Ciplai juga diharapkan mampu meningkat kegiatan ekonomi baru di wilayah Panturan. Keuntungan dengan adanya Tol Cipali harus dimanfaatkan secara optimal dan bijak.
Daftar Pustaka
Badan Pengatur Jalan Tol. 2006. Peluang Investasi Jalan Tol. Jakarta: BPJT.
Adisasmita, Sakti Adji. 2012. Perencanaan Pembangunan Transportasi. Jakarta: Graha Ilmu
Katsaman, Rudy Hermawan dkk. 2015. Kajian Investasi Pembangunan Jalan Tol di Indonesia Berdasarkan Sistem Syariah: Studi Kasus Jalan Tol Cikampek- Palimanan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota vol 26 no. 2 Agustus 2015.
Vamela, Eva. 2012. Pengaruh Rencana Pmbangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Subang. http:repository.upi.ac.id. Diakses pada tanggal 03 Agustus 2015.
Undang-Undng No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Pengunaan Lahan di Kabupaten Bantul

View larger map