Kajian Tol Cikopo-Palimanan
(Cipali) sebagai Prasarana Transportasi Penting di Wilayah Pantura Jawa Barat
Achmad
Fadhilah
Asbtrak
Meningkatnya pertumbuhakn ekonomi menyebabkan jumlah
penggunaan kendaraan bermotor dan mobilitas meningkat, salah satunya di wilayah
Pantura Jawa Barat. Peningkatan tersebut harus disertai dengan fasilitas
tranportasi seperti jalan. Keberadaan jalan jalur pantura di Jawa Barat belum
mampu menampung volume kendaraan pada saat tertentu. Pemerintah memberikan solusi
dengan membangun jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) untuk dapat menampung
beban volume lalu lintas di jalur pantura. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji
Tol Cipali dari karakteristik, keuntungan, dan kerugian. Metode yang digunakan
adalah studi pustaka dan literatur berupa artikel ilmiah dan berita aktual.
Hasil kajian menunjukkan bahwa Tol Cipali memiliki kapasiatas Lalulintas Harian
Rata-rata (LHR) sebanyak 24.000 kendaraan dan diharapkan mampu menampung 40%
volume kendaraan di Jalur Pantura Jawa Barat. Keberadaan Tol Cipali memberikan
keuntungan berupa jarak tempuh dari Jakrta ke kota lain menjadi singkat dan meningkatnya
aktivitas ekonomi baru. Di sisi lain, damak negatifnya adalah kegiatan ekonomi
lama di jalur pantura menurun dan kecedenderungan penggunaan lahan di sekitar
Tol Cipali.
Keyword: Tol
Cipali, Pantura, Lalulintas Harian Rata-rata (LHR)
Pendahuluan
Insfrastruktur
memiliki peranan yang penting sebagai roda pengerak pertumbuhan ekonomi
nasional. Komponen infrastruktur yang meliputi transportasi, komunikasi dan
informatika, energi dan listrik, perumahan dan permukiman, dan air merupakan
elemen sangat penting dalam proses produksi dan sebagai pendukung utama
pembangunan nasional. Wilayah Indonesia secara keseluruhan (darat dan perairan)
mencapai 5.193.252 km2 terdiri dari beribu pulau dan lima pulau besar yang
dipisahkan oleh perairan. Jalan merupakan penghubung yang sangat penting
kaitannya dengan wilayah Indonesia yang sangat luas. Jalan juga merupakan salah
satu indikator yang mempengaruhi ingkat mobilitas perekonomian suatu negara.
Karena peran jalan sebagai sarana dan prasarana pengangkutan, baik muatan
barang maupun muatan orang. Oleh karena itu pentingnya peran jalan terhadap
perekonimian harus oleh pembangunan jalann secara berkelanjutan agar transfer
hasil pembangunan nasional bisa lebih terdistribusi secara merata dan adil
(Vamela: 2012).
Tingginya
tingkat mobilitas orang dan barang dapat dilihat dari semakin tinginya tingkat
oertumbuhan penduduk di Indonesia yang mengakibatkan pula tinggianya kebutuhan
kendaraan. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah kendaraan sehinga
dapat mengakibatkan kemaceta jika pembangunan jalan tidak dilakukan secaa
berlanjut. Keadaan tersebut dapat menghambat mobilitas perekonomian dalam
proses pengangkutan bak muatan barang maupun orang. Oleh karena itu dibutuhkan
jaringan jalan yang memadai dan mengendepakan kecepatan serta bebeas dari
hambatan. Konsep tol adalah jawaban terhada tinggianya mobilitas barang dan
manusia.
Wilayah
Pantura Jawa merupakan wilayah padat penduduk dan wilayah berkumpulya
pusat-pusat kegiatan ekonomi. Mobilitas dan arus muatan barang dan manusia
sangat tinggi. Sebagian besar mobilitas muatan barang dan manusia dilakukan di
darat yakni dengan prasarana jalan dan rel ker api. Pada hari-hari biasa,
aktivitas pengkutan berjalan normal dengan sedikit hambatan berupa kemacetan di
beberapa titik. Namun, pada saat tertentu volume kendaraan meningkat drastis
dan pada kahirnya jalan tidak mampu menampung volume kendaraan sehingga
mengakibatkan macet seperti pada saat libur atau mudik lebaran. Salah satu
solusi yang direncanakan Pemerintah adalah pembangunan Tol Trans Jawa dimana
Tol Cikopo-Palimanan merupakan salah satu elemen di dalamnya. Oleh arena itu,
pentingnya untuk membahas tentang Tol Cikopo-Palimanan untuk mengetahui
peranannya dalam mobilitas angkutan barang dan jasa di Pantura Jawa.
Dasar Teori
a.
Jasa
transportasi
Jasa
transportasi melayani arus barang dan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain. Transportasi mendorong pertumubuhan pada tempat-tempat tersebut dn
sepanjang jalan yang menghubungkan rute-rute (Adisasmita: 2012). Transpotrasi
harus terus ditingkatkan karena permintaan jasa transportasi meningkat. Fungsi
Transporasi adalah menunjang dan mendorong pembangunan. Fasilitas transportasi
dapat dibangun mendahului permintaan jasa transportasi dengan harapan bahwa
suplay jasa transportasi akn menciptakan permintaannya sendiri. Istilah ini
sering disebut demand follows supply. Sebaliknya,
pembangunan fasilitas transportasi dilakukan untuk wilayah yang sudah
berkembang disebut supply follows demand.
Pembangunan sektor transportasi nasional diarahkan pada terwujudnya sistem
transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan menggerakan dinamika
pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, mendukung pola
distribusi nasional, sert mendukung pengembangan wilayah. Sistem transportasi
nasional diarahkan pada terwujudnya keseimbangan antara permintaan jada
transportasi dan tersedianya kapasitas fasilitas transportasi.
b.
Jalan
Jalan
adalah transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya dan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel. Secara umum jalan terbagi tiga, yaitu: jalan umum, jalan
khusus, dan jalan tol. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan
usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Sedangkan jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan nasional dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar
tol sehingga jalan tol harus mempunyai spesifikasi dan pelayanan yang lebih
tinggi daripada jalan umum yang ada (Karsaman dkk: 2015).
c.
Jalan
tol
Jalan
tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (UU Jalan No. 38 Tahun
2004). Tujuan pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk memperlancar
lalulintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan distribusi
barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan
hasil pembangunan dan keadilan serta meringankan beban dana Pemerintah melalui
partisipasi pengguna jalan. Selanjutnya, manfaat penyelenggaraan jalan tol itu
juga adalah: mempengaruhi perkembangan wilayah dan peningkatan perekonomian,
meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang, memberikan
keuntungan kepada pengguna berupa penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan
waktu dibanding apabila melewati jalan non tol, serta memberikan pengembalian
pembiayaan investasi, pemeliharaaan, dan pengembangan jalan tol untuk Badan
Usaha yang terlibat (BPJT, 2006).
Pemerintah
sebagai pemegang wewenang penyelenggara jalan tol telah menetapkan standar
pelayanan minimal jalan tol yang
meliputi substansi pelayanan, yaitu: kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata –
rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, dan unit pertolongan / penyelamatan
dan bantuan pelayanan. Standar pelayanan minimal jalan tol ini diselenggarakan
untuk meningkatkan pelayanan jalan tol sehingga dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan kebutuhan sehingga tercapai efisiensi, keamanan, dan kenyamanan
bagi pengguna jalan. Menurut Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005 tentang
jalan tol, penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah
dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan
yang dananya berasal dari pengguna jalan.
Adapun
tujuan pembangunan jalan tol adalah untuk:
1.
Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah
berkembang • Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang
dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi
2.
Meringankan beban dana pemerintah
melalui partisipasi pengguna jalan
3.
Meningkatkan pemerataan hasil
pembangunan dan keaadilan. Pengembangan jalan tol dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan sebagai pemicu
pengembangan wilayah karena dipengaruhi oleh aksesibilitas yang tinggi dan
penghematan biaya perjalanan bagi pelaku pergerakan.
Pembangunan
jalan tol sangat diperlukan karena melihat pertimbanganpertimbangan: biaya
operasi waktu kendaraan yang berhenti, berjalan, atau bergerak dengan kecepatan
yang sangat rendah akibat terbaurnya peranan jalan, kenyamanan, perjalanan,
serta waktu perjalanan. Sehingga pada umumnya pelaku pergerakan beranggapan
bahwa pembangunan jalan tol sangat menguntungkan karena dapat menjadi
alternatif pilihan prasarana jalan selain dari jalan umum utama yang ada
sekarang. Salah satu tujuan pemerintah dalam mengembangkan jalan tol adalah
untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di jalan yang ada saat ini
Pembahasan
Ruas
jalan tol Cikampek – Palimanan merupakan salah satu bagian dari Megaproyek
Jalan Tol Trans Jawa yang diharapkan akan memberikan dampak positif bagi
penanggulangan masalah kemacetan lalu lintas pada koridor Pantai Utara Jawa dan
membuka akses kepada kota-kota di sepanjang jalan tersebut dalam mengembangkan
potensi ekonomi daerahnya. Panjang Jalan Tol ini adalah sekitar 116 km dan
dibagi dalam 6 seksi, seperti terlihat pada tabel berikut:
No.
|
Seksi
|
Panjang
(Km)
|
|
1.
|
Seksi
I
|
Cikopo
– Kalijati
|
29,10
|
2.
|
Seksi
II
|
Kalijati
– Subang
|
9,55
|
3.
|
Seksi
III
|
Subang
- Cikedung
|
31,35
|
4.
|
Seksi
IV
|
Cikedung
– Kertajati
|
17,65
|
5.
|
Seksi
V
|
Kertajati
– Sumberjaya
|
14,50
|
6
|
Seksi
VI
|
Sumberjaya
- Palimanan
|
13,70
|
Total
|
116,75
|

Seksi
pertama menggubungkan Cikopo di Kabupaten Puwakarta Jawa Barat dengan Kalijati
di Kabupaten Subang Jawa Barat. Seksi ini memiliki panjang 29,10 km dan
merupakan seksi yang terpanjang. Seksi kedua menghubungakan Kaljati dan Subang.
Seksi ini memiliki panjang 9,55 km. Seksi ketiga menghubungkan Subang dengan
Cikdeung. Seksi ini memiliki panjang 31,35 km. Seksi keempat menghubungkan
Cikedung dengan Kertajati. Seksi ini memiliki panjang 17,35 km. Seksi kelima
menghubungkan Kertajati dengan Sumberjaya. Seksi ini memiliki panjang 14,50 km.
Dan seksi keenam menghubungkan Sumberjaya dengan Palimanan dengan panjang 13,70
km. Panjang keseluruhan Tol Cipali adalah 116,75 km.
Tol
Cipali dirancang untuk bisa dilewati kendaraan dengan batas maksimum kecepatan
120 km.jam. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) di Tol Cipali direncanakan dapat
menampng 24.064 kendaraan. Tol Cipali memiliki tipe lajur 2 x 2 lajur dengan
masing-masing memiliki 1 lajur darurat. Setiap Lajur memiliki lebar 3,6 meter.
Konstruksi jalan dirancang dengan kontruksi Rigid
Pavement dan Flexible Pavement. Tol
Cipali dilengkapi dengan 6 unit interchange
dan 20 unit underpass yang
berfungsi untuk mengalirkan kendaraan masuk dan keluar Tol Cipali. Sepanjang
Tol Cipali terdapat 17 unti jembatan penyebarangan dan 8 unit rest area. Sepanjang jalan akan ditanami
25.000 pohon.
No.
|
Data
|
Keterangan
|
1.
|
Panjang
Jalan
|
116,75
km
|
2.
|
Jumlah
Seksi
|
6
(enam)
|
3.
|
Kecepatan
Rencana
|
120
km/jam dan 100 km/jam
|
4.
|
Volume
Lalulintas
|
24.064
kendaraan (Tahun 2014)
|
5.
|
Jumlah
Lajur
|
2
x 2 lajur
|
6.
|
Lebar
Lajur
|
3,6
meter
|
7.
|
Kontruksi
Perkerasan
|
Rigid Pavement
dan Flexible Pavement
|
8.
|
Jumlah
Simpang Susun (Interchange)
|
6
unit
|
9.
|
Underpass
|
30
unit
|
10.
|
Box Culvert
|
186
unit
|
11.
|
Jembatan
penyeberangan
|
17
unit
|
12.
|
Rest Area
(Tempat Istirahat)
|
8
unit
|
13.
|
Penanaman
Pohon
|
25.000
pohon dari 80 jenis pohon
|

Tol
Cipali diharapkan mampu menampung volume kendaraan di Jalur Pantura sebanyak
lebih dari 40%. Jarak Tol Cikopo-Palimanan 40 km lebih pendek dari jalur panturan
Cikampek-Palimanan. Waktu tempuh dapat dipangkas 1,5-2 jam dibanding
menggunakan jalur pantura.
Dengan
adanya Tol Cipali ini, diperkirakan akan meningkatakan kegiatan ekonomi dan
keuntungan ekonomi seperti:
-
Kawasan Industri
Dengan adanya Tol Cipali, maka akan
menarik para inverstor dan pengusaha untuk membangun industri di sekitar Tol
Cipali. Hal ini dikarenakan akan memudahkan proses distribusi barang dan
tingkat UMR yang masih rendah di wilayah yang dilalui Tol Cipali sehingga
memangkas biaya produksi. Dengan banyak industri di Tol Cipali, tentu akan
banyak menyerap banyak tenaga kerja
-
Sentra Oleh-oleh.
Keberadaan rest area di Tol Cipali dapat dimanfaatkan oleh masyaraat untuk
menjual oleh-oleh kepada para pengemudi yang sedang beristirahat. Hal ini tentu
akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
-
Biaya produksi rendah
Dengan adanya Tol Cipali, jarak dan
waktu tempuh dari Jakarta ke Jawa Barat bagian timur dan Jawa tengah dapat
dipangkas. Hal ini akan menurunkan biaya pengiririman karena dengan jarak yang
pendek bahan bakar yang digunakan pun lebih sedikit. Efsiensi waktu juga akan
meningkatkan eketifitas produksi. Dengan demikian, biaya produksi akan menurun
Namun,
selian bberpa keuntungan di atas, adanya Tol Cipali juga memberikan dampak
negatif, diantaranya:
-
Adanya Tol Cipali tentu akan berdampak
pada penggunaan lahan dan lingkungan. Sepanjang jalan tol masih didominasi oleh
lahan pertanian. Mengingkatnya kebutuhan lahan untuk pembangunan sarana
pendukung lain akan mengakibatkan jumlah lahan pertanian berkurang. Hal ini
akan berpengaruh terhadap ketersediaan dan ketahahanan pangan.
-
Kegiatan ekonomi di kawasan jalur
panturan dikhawatrikan akan menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
kendaraan yang melewati jalur pantura.
Untuk
mengatasi kekurangan tersebut, maka solusinya adalah:
-
Mengawasi dengan ketat setiap
pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang telah disusun.
-
Mengalihkan jenis usaha di jalur pantura
yang merugi akibat adanya Tol Cipali dengan jenis usaha lain yang tidak
tergantung pada aktivitas di jalur pantura seperti kerajinan dan insdustri
kreatif.
Kesimpulan
Meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor dan tingginya mobilitas muatan manusia dan barang
harus diiiringi dengan pembangunan sarana tranportasi yang memadai. Kehadiran
Jalan Tol Cipali diharapkan dapat mampu menampung volume kendaraan di Jalur
Pantura Jawa Barat. Kehadiran Tol Ciplai juga diharapkan mampu meningkat
kegiatan ekonomi baru di wilayah Panturan. Keuntungan dengan adanya Tol Cipali
harus dimanfaatkan secara optimal dan bijak.
Daftar Pustaka
Badan
Pengatur Jalan Tol. 2006. Peluang
Investasi Jalan Tol. Jakarta: BPJT.
Adisasmita, Sakti Adji. 2012. Perencanaan Pembangunan Transportasi. Jakarta:
Graha Ilmu
Katsaman, Rudy Hermawan dkk. 2015. Kajian Investasi Pembangunan Jalan Tol di
Indonesia Berdasarkan Sistem Syariah: Studi Kasus Jalan Tol Cikampek-
Palimanan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota vol 26 no. 2 Agustus 2015.
Vamela, Eva. 2012. Pengaruh Rencana Pmbangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan terhadap
Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Subang. http:repository.upi.ac.id.
Diakses pada tanggal 03 Agustus 2015.
Undang-Undng
No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar