Jumat, 18 Maret 2016

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MITIGASI BENCANA UNTUK SISWA SEKOLAH SIAGA BENCANA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MITIGASI BENCANA UNTUK SISWA SEKOLAH SIAGA BENCANA

Achmad Fadhilah1), Roh Dinia Wati2), Rafika Nurrahmi3), Riswan Hafidz Fajri Romadhon.4), Filla Dlia’a Umaroh5)
1Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
email: geofadhil94@gmail.com
2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
3Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
4Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
5Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri, Yogyakarta
email:filladliaaumaroh@gmail.com

Abstrack
SDN Jangkaran dianggap berada pada zona merah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Pembelajaran mitigasi bencana belum menggunakan media pembelajaran yang bersifat Teknologi Informasi (TI). Padahal usia siswa SD masih dalam tahap operasional konkret yang masih perlu alat bantu seperti media dalam pemahaman materi kesiapsiagaan bencana.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran mitigasi bencana menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dinamakan TSUBASA (Tips Supaya Bisa Selamat). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) model Borg and Gall yang terdiri dari analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, pengembangan produk, uji coba produk, revisi produk, dan pemakaian produk.
Rata-rata persentase skor akhir yang diberikan oleh ahli media sebesar 85,2% dan ahli materi sebesar 88,89%. Hasil validasi dari para subjek ahli menunjukkan bahwa produk media yang telah dikembangkan telah valid dan layak diguna­kan sebagai alternatif pembelajaran mitigasi bencana di kelas.

Keywords: media pembelajaran interaktif, mitigasi bencana, sekolah siaga bencana




PENDAHULUAN

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan tingkat bahaya bencana gempa bumi yang tinggi dan menyebabkan banyak korban jiwa. Menurut Krisna S. Pribadi (2009) beberapa faktor utama banyaknya korban jiwa akibat bencana adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan kurangnya kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut. Mitigasi bencana perlu diberikan kepada masyarakat terutama kepada anak-anak. Menurut UU. No 4 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana anak-anak merupakan kelompok usia yang rentan terhadap kejadian bencana. Oleh karena itu, pemberian pengetahuan tentang mitigasi bencana perlu dilakukan sedini mungkin kepada anak-anak. Keberadaan Sekolah Siaga Bencana pada tingkat SD diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang kebencanaan kepada para siswa. Pemberian materi mitigasi bencana harus bersifat interaktif dan menarik baik secara konten maupun isi materi bagi siswa SD.
Salah satu SD yang merupakan sekolah siaga bencana di Yogyakarta adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jangkaran yang berada di Kecamatan Temon Kulon Progo Yogyakarta. SDN Jangkaran resmi menjadi SSB pada tanggal 2 September 2014. Sekolah ini dianggap berada pada zona merah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Sekolah ini merupakan sekolah SSB pertama di Kulon Progo (http://Kulon Progokab.go.id). SDN Jangkaran  terletak didekat pantai Congot Jangkaran Temon Kuloprogo.
Berdasarkan hasil wawancara pada 20 Februari 2015 dengan kepala sekolah bahwa program Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SDN Jangkaran Temon masih dilaksanakan pada semester satu dari kelas satu hingga kelas enam. Sebelumnya guru telah dibekali dan diberi pengarahan mengenai kesiapsiagaan bencana dengan waktu satu tahun di tahun 2013. Dalam pelaksanaannya guru belum bisa menggunakan media Teknologi Informasi (TI) untuk menunjang pembelajaran. Sehingga dalam hal ini pembelajaran mitigasi bencana belum menggunakan media pembelajaran yang bersifat TI. Padahal usia siswa SD masih dalam tahap operasional konkret yang masih perlu alat bantu seperti media dalam pemahaman materi kesiapsiagaan bencana.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran mitigasi bencana menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dinamakan TSUBASA (Tips Supaya Bisa Selamat). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) model Borg and Gall yang terdiri dari analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, pengembangan produk, uji coba produk, revisi produk, dan pemakaian produk. Media ini dapat membantu guru dalam pembelajaran mitigasi bencana di SD. Siswa tertarik dan akan memahami materi mitigasi bencana.
METODE
1)   Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development) model Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2013).


2)   Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Siaga Bencana (SSB) SD Negeri Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten  Kulonprogo, DIY yang berjumlah 19 siswa.
3) Rancangan penelitian
Tahapan penelitian pengembangan ini merupakan penerapan dari metode penelitian pengembangan model Sugiyono yang terdiri dari 10 (sepuluh) tahap, antara lain: yang terdiri dari 10 (sepuluh) tahap, antara   lain: potensi dan masalah, pengumpulan data,  desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba  produk, revisi  produk, uji coba  pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk massal. Namun, dalam penelitian ini,peneliti menyederhakan menjadi 8 (tujuh) tahap penelitian yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data,  desain produk, validasi desain, perbaikan/pengembangan desain, uji coba  produk, revisi  produk, uji coba  pemakaian. Secara lebih rinci, tahapan penerapa model Sugiyono dalampenelitian imi meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Potensi dan Masalah
Tahap pertama peneliti melakuakn observasi ke subjek. Tahap ini bertujuan untk mencari potensi dan masalah proses pembelajaran mitigasi bencana di Sekolah Siaga Bencana SDN 01 Jangkaran, Temon, Kulonprogo.
b.      Pengumpulan Informasi
Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan produk tertentu. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data yang digunakan untuk merencanakan media pembelajaran yang sesuai dan dapat diterapkan  di subjek penelitian.
c.       Desain produk
Pada tahap ini peneliti merancang produk yang akan dibuat. Rancangan produk ini dibuat berdasarkan informasi dan kebutuhan peserta didik.
d.      Validasi desain
Validasi desain dilakukan oleh ahli yang berkompeten di bidang media pembelajaran dan multimedia interaktif. Tahap merupakan penilaian desain produk sebelum dikembangkan. Hasil dari penilaian ini adalah kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan saran penambahan konten dari ahli.
e.       Perbaikan/pengembangan desain
Pada tahap ini, desain yang telah divalidasi kemudian diperbaiki dan dikembangkan berdasarkan pertimbangan penilaian oleh ahli.
f.       Uji coba produk
Setelah produk sudah selesai dikembangkan, tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Uji coba produk bersifat terbatas pada beberapa subjek penelitian. Tahap uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah produk dapat berfungsi dengan baik dan dapat mudah digunakan oleh subjek penelitian.
g.      Revisi produk
Revisi produk dilakukan jika terdapat beberapa kekurangan kecil pada produk. Kekurangn tersebut dapat diketahui pada hasil uji coba produk.
h.      Uji coba pemakaian
Setelah selesai melakukai pengujian produk dan revisi produk. Langkah terakhir adalah uji coba produk secara luas kepada seluruh siswa Sekolah Siaga Bencana SD Negeri Jangkaran, Temon, D.I. Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur pengembangan dala penelitian ini terdiri dari analisis potensi masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, perbaikan/pengembangan desain, uji coba produk, revisi produk, dan uji coba pemakaian. Berikut merupakan paparan serta penjelasan secara lebih mendalam:
1)      Analisis Potensi dan Masalah
Pada tahapan ini dilakukan koordinasi untuk melakukan pengamatan dan wawancara di SDN Jangkaran mengenai pembelajaran mitigasi bencana. Observasi dan wawancara dilakukan pada 20 Februari 2015. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah.
2)      Pengumpulan Data
Pada tahaan ini, peneliti mengumpulkan informasi berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pembelajaran. Didapatkan bahwa pembelajaran mitigasi bencana dilakukan hanya di semester 1, sehingga di semester 2 tidak dilakukan pembelajaran mitigasi bencana oleh sekolah. Para guru memiliki keterbatasan dalam menggunakan Tekonologi Informasi (TI) dalam pembelajaran, sehingga dalam penyampaian materi belum didukung oleh media pembelajaran yang bersifat TI.
3)      Desain Produk
Pada tahapan ini peneliti sudah merancang media pembelajaran mengenai mitigasi bencana dengan menggunakan Multimedia pembelajaran. Materi pada media ini dibatasi dengan materi mitigasi bencana mengenai gempa bumi dan tsunami, hal ini dikarenakan pelaksanaan Sekolah Siaga Bencana di SDN Jangkaran terfokus pada kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami. Media pembelajaran mitigasi bencana TSUBASA (Tips supaya bisa selamat) dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash CS3. Langkah-langkah dalam membuat media ini dengan Drawing (menggambar manual), Re-drawing (menggambar ulang di komputer), Colouring (memberi warna), mendesain di adobe flash CS3, Animating (memberi animasi), scripting (membuat program) dan memeasukkan materi pembelajaran, Trying and error (mencoba dan mendeteksi kesalahan), dan yang terakhir Finishing (menyelesaikan media).
4)      Validasi Desain
Validasi dalam penelitian ini meliputi validasi media dan materi. Validasi produk dilakukan oleh ahli media bernama Dian Wahyuningsih,M.Pd yang merupakan dosen program studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menilai kelayakan media untuk diujicobakan. Berbagai saran dan masukan disampaikan beliau guna merevisi produk yang telah dibuat. Saran yang disampaikan bahwa video dalam media belum bisa dilihat, berikan tips terhindar dari bencana dalam bentuk video, dalam tampilan awal evaluasi sebaiknya tidak perlu mencantumkan isian nomor presensi karena mempersempit cakupan user, kalimat penjelasan dalam materi sebaiknya memakai bahasa semi formal agar tidak kaku, jika buku panduan untuk guru, siswa, dan orang tua sama maka penjelasan tidak perlu dipisah-pisah, sebaiknya mencetak bku panduan dengan kertas yang lebih tebal kemudian dijilid agar lebih rapi dan awet.
Validasi materi dilakukan oleh Nurul Khotimah, M.Si yang merupakan dosen program studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menilai materi yang akan dimasukkan dalam media pembelajaran TSUBASA. Beliau memberikan saran bahwa dalam penyajian soal disesuaikan dengan tingkat pendidikan peserta didik sehingga mudah dipahami. Materi layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai arahan.
a.    Data hasil validasi ahli media
Data hasil validasi media yang dilakukan oleh Dian Wahyuningsih, M.Pd sebagai berikut:
No
Aspek
Indikator
Skala penilaian
1
2
3
4
5
1
Technical Quality
Dapat digunakan di berbagai sistem operasi




Kemudahan instalasi, karena tidak memerlukan instalasi program




Kemampuan aplikasi berjalan lancar, dan tidak terjadi crash/error




Keberadaan petunjuk penggunaan dengan lengkap dan jelas




2
Visual
Teks dapat terbaca dengan baik




Proporsional Layout (tata letak teks gambar)




Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran, warna, dan pencahayaan.




Kesesuaian komposisi dan pemilihan warna




Kesesuaian pemilihan jenis huruf dan ukuran huruf




3
Audio
Daya dukung musik




Kejelasan suara




Efek suara




4
Interaktif
Kemampuan aplikasi untuk memberikan feedback kepada pengguna




5
Usability
Media mudah digunakan




Bentuk dan letak petunjuk konsisten




Petunjuk yang dibuat memudahkan peserta didik dalam pengoperasian media




TOTAL SKOR






Tabel 1. Hasil validasi media
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan teknik deskriptif persentase, yaitu mengubah data kuantitatif menjadi bentuk persentase dan kemudian disajikan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Persamaan yang digunakan untuk mengolah data lembar validasi yang telah diisi oleh validator dan siswa adalah sebagai berikut.
Keterangan:
V     : Validitas
TSEV          : Total Skor Empirik Validator
S-max         : Skor Maksimal yang diharapkan
100  : konstanta
(Sumber: Akbar dan Sriwiyana, 2010:213)
Kriteria kevalidan data penilaian sebagai berikut:
No
Kriteria
Tingkat Validitas
1
75,01% - 100%
Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)
2
50,01% - 75%
Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi kecil)
3
25,01% - 50,00%
Tidak valid (tidak dapat digunakan)
4
00,00% - 25,00%
Sangat tidak valid (terlarang digunakan)
Tabel 2. Kriteria validitas
Berdasarkan kriteria tersebut maka data yang diperoleh dalam penilaian media TSUBASA ini dapat diperoleh sebagai berikut:
No
Aspek
Jumlah Butir
Rata-rata Skor
Presentase
Tingkat Validitas
1
Technical Quality
4
3,5
70%
Cukup valid
2
Visual
5
4,8
96%
Sangat valid
3
Audio
3
4
80%
Sangat valid
4
Interaktif
1
4
80%
Sangat valid
5
Usability
3
5
100%
Sangat valid
Rata-rata total
85,2%
Sangat valid
Tabel 3. Kriteria hasil validasi media
Data yang diperoleh setelah melakukan validasi media yaitu pada bagian technical quality diperoleh rerata skor sebesar 70% dengan tingkat validitas cukup valid. Pada bagian visual diperoleh rerata skor sebesar 96% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian audio diperoleh rerata skor sebesar 80% dengan tingkat validitas sangat valid, pada bagian interaktif diperoleh rerata skor sebesar 80% dengan tingkat validitas sangat valid. Sedangkan pada bagian usability diperoleh rerata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat valid. Sehingga diperoleh total semua rerata sebesar 85,2% yang menunjukkan bahwa produk media yang telah dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat valid dan tidak perlu dilakukan revisi. Namun dikarenakan masih ada masukan mengenai buku panduan, maka kami mengadakan revisi sedikit mengenai buku panduan.
b.   Data hasil validasi ahli materi
Data hasil validasi materi yang dilakukan oleh Nurul Khotimah, M.Si sebagai berikut:
No
Indikator
Skala Penilaian
SB
(5)
B
(4)
C
(3)
K
(2)
SK
(1)
1
Sasaran dan materi yang akan disampaikan sudah jelas




2
Ketepatan pemilihan materi




3
Keakuratan isi materi




4
Materi yang disampaikan sudah lengkap




5
Soal evaluasi sesuai dengan materi yang disajikan




6
Penyampaian materi dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa




7
Materi dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar




8
Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa




9
Materi dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri




10
Materi merangsang siswa berpikir lebih runtut




11
Penyajian materi sistematis dan logis




12
Materi yang disajiakan dapat membangkitkan aspek psikomotorik siswa




13
Materi yang disajikan menarik bagi siswa




14
Materi mudah dipahami karena didukung dengan contoh gambar dan animasi




15
Contoh gambar dengan teks saling mendukung




16
Penyajian soal menarik siswa untuk belajar




17
Tata bahasa, ejaan, dan istilah yang digunakan sudah tepat




18
Bahasa yang digunakan mudah dipahami




Jumlah
40
40
0
0
0
Jumlah total
80
Tabel 4. Hasil validasi materi
Berdasarkan kriteria yang telah disamapaikan, maka data yang diperoleh dalam penilaian materi TSUBASA ini dapat diperoleh sebagai berikut:
                                                                        = 88,89%
Sehingga diperoleh total semua rerata sebesar 88,89% yang menunjukkan bahwa produk media yang telah dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat valid dan tidak perlu dilakukan revisi. Namun dikarenakan masih ada masukan dari validator, maka kami mengadakan revisi sedikit mengenai materi.
5)      Perbaikan/pengembangan Desain
Setelah produk divalidasi, dilakukan perbaikan media pembelajaran interaktif mitigasi bencana agar lebih sempurna. Revisi dilakukan berdasarkan saran dari para ahli yang telah disampaikan dalam lebar catatan dari kedua ahli. Revisi dilakukan pada media pembelajaran TSUBASA dan materi yang ada di dalamnya.
6)      Uji Coba Produk]
Produk setelah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media tahap selanjutnya yaitu dilakukan uji produk terhadap siswa kelas V SDN Jangkaran, Temon, Kulonprogo. Data kuantitatif yang berhasil diperoleh dari hasil uji coba terbatas adalah sebagai berikut. Berdasarkan data post-test, pada indikator pemahaman tentang mitigasi bencana sebanyak 89,47% siswa sudah paham tentang mitigasi bencana. Sedangkan sisanya yakni 10,53% siswa belum memahami mengenai mitigasi bencana. Pada indikator materi, ketertarikan media, pengaruh media, dan persetujuan untuk digunakan dalam KBM, seluruh siswa menyatakan Ya atau setuju. Dengan demikian media mitigasi bencana TSUBASA efektif untuk memberikan pemahaman mengenai mitigasi bencana untuk Siswa Sekolah Siaga Bencana.
7)      Revisi Produk
Ketika uji coba produk kepada siswa kelas V masih ada kendala pada saat mengisi kuis, ada isisan yang tidak jelas, kemudian bagian ini direvisi agar mempermudah siswa untuk menjawab.
8)      Uji Coba Pemakaian
Setelah media TSUBASA direvisi kemudian diuji cobakan di SDN Jangkaran. Kami memebrikan media ini kepada SDN Jangkaran untuk dapat digunakan dalam pembelajaran mitigasi bencana. Media ini dilengkapai dengan panduan untuk guru, siswa, dan orang tua.
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Berdasarkan uji validasi media, media pembelajaran TSUBASA dinyatakan sangat valid untuk diujicobakan dan menjadi sebuah media pembelajaran mengenai mitigasi bencana.
2.    Berdasarkan uji validasi materi, materi dalam media pembelajaran dinyatakan sangat valid dan layak untuk diujicobakan.

REFERENSI

Akbar, S., dan Sriwiyana, Hadi.2010. Pengembangan Kurikulum dan Pem­belajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Cipta Media. Yogyakarta.

Izzaty, R.E. dkk. 2013). Perkembangan Peserta Didik. UNY Press. Yogyakarta.
Nandi. 2006. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan. Jurnal GEA Pendidikan Geografi UPI. Vol. 6. No. 1 , April 2006. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197901012005011-NANDI/artikel%20jurnal/Artikel_di_Jurnal_GEA.pdf__Penggunaan_Multimedia__Interaktif.pdf
Nurjanah, dkk. 2012. Manajemen Bencana. Alfabeta. Bandung.
Pribadi, Krisna S. 2009. Pendidikan Siaga Bencana Gempa Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Siswa(Studi Kasus Pada SDN Cirateun dan SDN Padasuka 2 Kabupaten Bandung). http://jurnal.upi.edu/abmas/view/418/pendidikan-siaga-bencana-gempa-bumi-sebagai-upaya-meningkatkan-keselamatan-siswa--studi-kasus-pada-sdn-cirateun-dan-sdn-padasuka-2-kabupaten-bandung-.html.

Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safirian Insana Press.
. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada media Group. Jakarta
Sarwiko, Dwi. 2010. Pengambangan Media Pembelajaran Interaktif berbasis Macromedia Director MX (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem.http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2010/Artikel_10105507.pdf

Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007
Yunus, F. dkk. 2011. Buku Panduan Menghadapi Bencana di Sekolah. UNDP Indonesia. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Pengunaan Lahan di Kabupaten Bantul

View larger map