Achmad Fadhilah
Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNY

Gambar
01. Tombolo menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Pananjung
Secara geografis,
Wilayah Kepesisiran Pangandaran berada di bagian selatan Kabupaten Ciamis Jawa
Barat. Wilayah tersebut memiliki tipologi pesisir yang bervariasi. Terdapat
tiga tipologi pesisir di Wilayah Kepesisiran
Pangandaran, yaitu: marine deposition
coast, wave erosion coast, dan coast built by organism. Ketiganya merupakan
tipologi pantai sekunder (secondary coast).
Namun, secara umum lebih banyak didominasi oleh tipologi marine deposite coast. Marine
deposition coast adalah pesisir yang dibentuk oleh deposisi material
sedimen marin (Totok dkk., 2005). Pada wilayah tersebut, marine deposition coast ditandai dengan adanya material sedimen
marin berupa gisik-gisik. Sedangkan, pada bagian timur ditandai dengan adanya tombolo.
Tombolo adalah gisik-gisik yang menghubungkan suatu pulau dengan daratan utama
(Lobeck, 1939). Tombolo ini terbentuk karena proses deposisi marin yang terhalang
oleh sebuah pulau. Kemudian pada bagian yang tidak terhalang, pengangkutan
material marin diteruskan dan dibelokkan menuju ke bagian yang terhalang pulau.
Lambat laun material marin yang berupa gisik-gisik akan terkumpul di bagian
yang terhalang pulau dan menghubungkan antara pulau utama (Jawa) dengan pulau
kecil (Pananjung). Seiring berkembangnya pariwisata di Wilayah Kepesisiran
Pangandaran, tombolo telah dipadati oleh rumah-rumah warga dan resort.

Gambar 02. Terlihat tombolo
dipadati oleh pemukiman warga dan resort.
Di bagian barat tombolo terdapat gisik-gisik
yang merupakan dissipative beach. Dissipative beach dicirikan oleh
gisik-gisik yang landai dan gelombang terhamburkan. Hal tersebut dapat
terbentuk karena gelombang yang datang secara bersamaan menghantam permukaan
pantai (shore) yang lebar dan relatif
datar. Sehingga semakin lama kekuatan gelombang menjadi berkurang dan
terhamburkan. Proses yang sama juga terjadi bagian timur tombolo. Namun karena
bagian tersebut terhalang oleh Pulau Pananjung, gelombang yang datang
berkekuatan lemah. Sehingga pengedapan material sedimen marin tidak intens dan
hanya menghasilkan gisik saku (pocket
beach).

Gambar
03. Gisik membentuk susunan zig-zag.
Sedangkan, pada
bagian barat Wilayah Kepesisiran Pangandaran terdapat intermediatte beach. Intermediatte beach terbentuk karena
pada bagian barat Wilayah Kepesisiran Pangandaran, gelombang tidak datang
secara bersamaan. Sehingga material sedimen marin yang dihasilkan berbentuk zig-zag. Selain itu, gelombang datang (swash) tidak tegak lurus dengan bibir
pantai melainkan menyerong dari arah tenggara. Kemudian sapuan balik (backwash) kembali dengan sudut tegak
lurus dengan pantai (shore). Pada
saat sapuan balik (backwash) belum
mencapai breaker zone, gelombang
datang kembali menuju pesisir. Proses tersebut terjadi berulang kali dan
membentuk ingsutan pantai (beach drift).

Gb. 04. Cliff di Pulau Pananjung Gb. 05 Sea
stack
Batu Layar
Pada bagian
selatan Pulau Pananjung, tipologi pesisir yang terbentuk adalah wave erosion coast. Wave erosion coast adalah
pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas gelombang, yang
mungkin berpola lurus atau tidak teratur, tergantung pada komposisi maupun
struktur dari batuan penyusun, seperti pada proses erosi atau abrasi pada
tebing pantai (Totok dkk., 2005).
Pada wilayah tersebut, tipologi wave
erosion coast dicirikan oleh cliff dan stack. Cliff merupakan
bentuklahan pada wilayah pesisir yang ditandai dengan tebing curam hasil dari
erosi gelombang (Thornburry, 1969). Material cliff yang terdapat di Pulau Pananjung berupa batuan. Gelombang
yang datang mengikis bagian selatan pulau. Proses tersebut berlangsung
terus-menerus hingga akhirnya membentuk tebing curam (cliff). Pada bagian cliff
yang menjorok ke laut, proses pengikisan material cliff juga berlangsung pada sisi samping cliff. Dimana proses yang terjadi adalah pembelokan gelombang ke
arah samping cliff. Bagian sisi samping akan tererosi lebih cepat daripada
bagian depan cliff karena pengaruh
tenaga gelombang yang kuat dan terakumuluasi. Proses erosi gelombang tersebut
berlangsung lama pada lapisan batuan yang lebih lemah terbentuk plengkung laut (sea arc). Pada bagian
plengkung laut yang memiliki atap yang lemah, maka atap tersebut runtuh dan sisa
dari plengkung laut yang masih utuh berubah menjadi pilar laut (sea stack). Pada Wilayah Kepesisiran
Pangandarn terdapat banyak sea stack
dan yang paling besar adalah sea stack
Batu Layar.

Tipologi pesisir selanjutnya
adalah tipologi coast built by organism.
Coast built by organism merupakan
pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau
tumbuhan, termasuk terumbu karang yang dibentuk oleh alga dan oister, atau
tumbuh-tumbuhan seperti mangrove atau rumput-rumput rawa (marsh grasses) (Totok dkk., 2005). Pada Wilayah Kepesisiran
Pangandaran, tipologi tersebut dicirikan oleh hamparan terumbu karang (coral reef). Meskipun demikian, jumlah
terumbu karang di Wilayah Kepesisiran Pangandaran tidak banyak dan
keberadaannya berasosiasi dengan marine
deposition coast. Hal tersebut dapat terlihat melalui citra satelit
menggunakan aplikasi Google Earth (Gb. 06). Bagian yang lebih gelap yang berada
di pantai (shore) merupakan terumbu
karang. Kumpulan terumbu tersebut karang terpisah antara satu dengan yang lain
dan dibatasi oleh material sedimen marin.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Totok dkk.. 2005. Pedoman Survey Cepat Terintegrasi Wilayah Kepesisiran. Yogyakarta: Badan
Penerbit dan Percetakan Fakultas Geografi.
Thornburry, Willian D.. 1969. Principles of Geomorphology Second Edition. New York:John Willey
and Sons, Inc.
Lobeck, A.K.. 1939. Geomorphology
An Introduction to the Study of Landscapes. New York: McGraw-hill Book
Company.Inc.
Sumber Gambar:
Gb. 01. Maps.google.com. Diakses pada tanggal 25 November
2013.
Gb. 02. Maps.google.com. Diakses pada tanggal 25 November
2013.
Gb. 03. Maps.google.com. Diakses pada tanggal 25 November
2013.
Gb. 04. Maps.google.com. Diakses pada tanggal 26 November
2013.
Gb. 05. Visit-pangandaran.com. Diakses pada tanggal 26
November 2013.
Gb. 06. Maps.google.com. Diakses pada tanggal 26 November
2013.
Gb. 07. Tour-pangandaran.me. Diakses pada tanggal 26
November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar