Minggu, 13 Juli 2014

Dilema Kartu Jakarta Sehat

DILEMA KARTU JAKARTA SEHAT
Oleh:
Achmad Fadhilah, Pendidikan Geografi FIS UNY.

Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) merupakan salah satu program andalan Pemerintah DKI Jakarta. Program ini merupakan realisasi dari janji yang kepala daerah yang baru yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) semasa kampanye Pilgub DKI tahun 2012. Banyak pihak mengatakan bahwa program tersebut hanyalah sebagai “balas jasa” atas terpilihnya Jokowi dan Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Terlepas dari anggapan miring sebagian pengamat, program tersebut telah berjalan selama satu tahun lebih. Penerapan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang muncul . Berdasarkan hal tersebut, penulis akan membahas sejumlah permasalahan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) terutama masalah melonjaknya pasien yang berdampak pada jam kerja tenaga medis dan bagaimana upaya mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Kartu Jakarta Sehat bertujuan untuk membantu pasien atau penduduk miskin yang tidak memiliki cukup biaya untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Jumlah penduduk miskin di Provinsi DKI Jakarta pada bulan september 2013 sekitar 375.700 jiwa (BPS DKI Jakarta, 2014: 1). Mereka umumnya lebih memilih membeli obat yang dijual di warung-warung untuk mengobati penyakitnya. Bahkan, beberapa pasien terpaksa tidak berobat atau memeriksakan kondisi kesehatannya karena tidak punya uang untuk berobat. Dengan Kondisi tersebut, maka dibutuhkan suatu jaminan bagi mereka agar dapat berobat ke rumah sakit. Program Kartu Jakarta Sehat diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan di atas. Dengan program tersebut, pasien yang memiliki KJS dapat berobat ke rumah sakit yang terdaftar dalam program KJS. Namun demikian, ada beberapa syarat bagi pasien jika ingin memiliki KJS. Syarat tersebut ialah pasien pemegang KJS adalah penduduk/keluarga miskin yang dikriteriakan oleh Badan Pusat Statistik.
Teknis pelaksanakan Kartu Jakarta Sehat adalah dengan memberikan kartu kepada yang berhak menerimanya. Kemudian kartu tersebut dapat dipakai ketika berobat ke rumah sakit yang telah terdaftar dalam program Kartu Jakarta Sehat. Sebanyak 340 puskesmas dan 88 rumah sakit yang bekerja sama dengan Unit Penyelenggarakan Jaminan Kesehatan Daerah (UP Jamkesda) untuk melayani pasien dalam program Kartu Jakarta Sehat (http://megapolitan.kompas.com) . Pada saat berobat ke puskesmas, pasien program KJS diharuskan membawa Kartu Jakarta Sehat atau Kartu Gakin/Kartu Jamkesda. Jika belum mempunyai Kartu Jakarta Sehat, pasien hanya perlu membawa KTP atau Kartu Keluarga. Sedangkan jika berobat ke rumah sakit, pasien diwajibkan Kartu Jakarta Sehat/Kartu Gakin/Kartu Jamkesda disertai surat keterangan rujukan dari puskesmas. Pihak puskesmas atau rumah sakit akan mencatat biaya periksa dan pengobatan pasien prgram KJS dan akan menagih klaim KJS kepada Unit Penyelenggrana Jaminan Kesehatan Daerah (UP Jamkesda).
Berbagai dampak dirasakan dari adanya program KJS ini. Diantaranya adalah bertambahnya jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit. Dengan adanya jaminan berupa KJS, masyarakat tidak merasa khawatir tidak mampu membayar jika berobat ke rumah sakit. Data dari beberapa rumah sakit mencatat jumlah pasien mengalami kenaikan setelah program Kartu Jakarta Sehat. Sebagai contoh di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) jumlah pasien melonjak tajam setelah diterapkannya program KJS pada bulan November 2012. Juru bicara RSCM, Sulasti, mencatat jumlah pasien pada bulan Oktober berjumlah 2.889 pasien, November sebanyak 5358 pasien, dan Desember mencapai 7.036 pasien (http://www.tempo.co). Dari dampak kenaikan pasien tersebut, muncul beberapa persoalan baru diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana, tidak siapnya rumah sakit menerima lonjakan pasien , jam kerja pegawai rumah sakit baik itu dokter, tenaga medis pembantu, dan pegawai biasa yang bertambah panjang, dan persoalan penunggakan klaim KJS oleh Unit Penyelerengara Jamkesda.
Dampak melonjaknya jumlah pasien seperti buah simalakama. Di satu sisi program KJS dapat membantu penduduk miskin untuk berobat ke rumah sakit, di sisi yang lain pihak rumah sakit khususnya tenaga medis seperti dokter kewalahan menangani pasien yang membludak. Banyak dari mereka yang memiliki KJS dapat menikmati pengobatan gratis yang belum pernah didapat sebelumnya. Selain itu kesehatan penduduk miskin juga terjamin dan akan meningkatkan kualitas hidup. Namun, berbagai dampak dirasakan oleh pihak rumah sakit seperti yang tersebut di atas. Dampak yang paling dirasakan dari pihak rumah sakit adalah lamanya waktu kerja dokter dan tenaga medis lain yang harus lembur untuk menangani pasien. Melonjaknya pasien tidak cukup ditangani pada jam kerja biasa. Sehingga diperlukan waktu lebih lama hingga malam untuk memeriksa pasien. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi fisik dokter dan tenaga medis.
Untuk mengatasi masalah jam kerja dokter dan tenaga medis yang bertambah, diperlukan solusi yang adil agar program KJS yang bertujuan baik ini tidak menambah beban di pihak penyelenggara layanan kesehatan. Penambahan dokter dan tenaga medis mendesak untuk dilakukan untuk menangani pasien KJS yang melonjak. Perlu dilakukan sistem piket/jam kerja tambahan bagi para dokter dan tenaga medis yang secara rutin bergantian melayani pasien. Sehingga beban dokter dan tenaga medis akan menjadi ringan. Insentif tambahan juga perlu diberikan kepada mereka. Selain itu, melonjaknya pasien juga harus disiasati dengan cara membagi rata ke seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi DKI Jakarta Dengan demikian tidak terjadi penumpukan pasien pada rumah sakit tertentu.
Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) sejatinya merupakan suatu terobosan yang baik dalam rangka pemberikan pelayanan kesehatan gratis bagi pasien miskin. Namun, program ini jangan sampai menimbukan masalah baru kaitannya dengan meningkatnya jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit. Masalah seperti lamanya jam kerja dokter dan tenaga medis perlu diatasi dengan penambahan dan pembagian jam kerja tambahan. Pihak terkait juga perlu melakukan pembagian pasien agar dapat terlayani dengan baik.
Daftar Pustaka
Akuntono, Indra. 2012. Ini Dia Daftar RS Rujukan Kartu Sehat. http://megapolitan.kompas.com. Diakses pada 14 April 2014.
Anonim. 2012. Begini Caranya Dapat Kartu Jakrta Sehat. http://www.tribunnews.com/. Diakses pada 14 Juli 2014.
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2013. Berita Resmi Statistik. http://bps.jakarta.go.id. Diakses pada 13 April 2014.

Jayadi, Supriadi. 2013. Pasien Kartu Sehat di RSCM Melonjak 4 Kali Lipat. http://www.tempo.co. Diakses pada 14 April 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta Pengunaan Lahan di Kabupaten Bantul

View larger map