PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MITIGASI BENCANA UNTUK SISWA SEKOLAH SIAGA
BENCANA
Achmad Fadhilah1),
Roh Dinia Wati2), Rafika Nurrahmi3), Riswan Hafidz Fajri
Romadhon.4), Filla Dlia’a Umaroh5)
1Pendidikan Geografi, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
email: geofadhil94@gmail.com
2Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
3Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
4Teknologi Pendidikan, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
5Teknologi Pendidikan, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri, Yogyakarta
email:filladliaaumaroh@gmail.com
Abstrack
SDN Jangkaran
dianggap berada pada zona merah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan
tsunami. Pembelajaran mitigasi bencana belum menggunakan media pembelajaran
yang bersifat Teknologi Informasi (TI). Padahal usia siswa SD masih dalam tahap
operasional konkret yang masih perlu alat bantu seperti media dalam pemahaman
materi kesiapsiagaan bencana.
Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran mitigasi bencana
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dinamakan
TSUBASA (Tips Supaya Bisa Selamat). Penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (research and development) model Borg and Gall yang
terdiri dari analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, pengembangan produk, uji coba produk, revisi produk, dan
pemakaian produk.
Rata-rata persentase skor akhir yang diberikan oleh
ahli media sebesar 85,2% dan ahli materi sebesar 88,89%. Hasil validasi dari para subjek ahli menunjukkan bahwa
produk media yang telah dikembangkan telah valid dan layak digunakan sebagai
alternatif pembelajaran mitigasi bencana di kelas.
Keywords:
media pembelajaran interaktif, mitigasi bencana,
sekolah siaga bencana
PENDAHULUAN
Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan tingkat bahaya bencana
gempa bumi yang tinggi dan menyebabkan banyak korban jiwa. Menurut Krisna S.
Pribadi (2009) beberapa faktor utama banyaknya korban jiwa akibat bencana
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan kurangnya kesiapan
masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut. Mitigasi bencana perlu
diberikan kepada masyarakat terutama kepada anak-anak. Menurut UU. No 4 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana anak-anak merupakan kelompok usia yang
rentan terhadap kejadian bencana. Oleh karena itu, pemberian pengetahuan
tentang mitigasi bencana perlu dilakukan sedini mungkin kepada anak-anak.
Keberadaan Sekolah Siaga Bencana pada tingkat SD diharapkan mampu memberikan
pengetahuan tentang kebencanaan kepada para siswa. Pemberian materi mitigasi bencana
harus bersifat interaktif dan menarik baik secara konten maupun isi materi bagi
siswa SD.
Salah
satu SD yang merupakan sekolah siaga bencana di Yogyakarta adalah Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Jangkaran yang berada di Kecamatan Temon Kulon Progo Yogyakarta.
SDN Jangkaran resmi menjadi SSB pada tanggal 2 September 2014. Sekolah ini
dianggap berada pada zona merah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan
tsunami. Sekolah ini merupakan sekolah SSB pertama di Kulon Progo (http://Kulon
Progokab.go.id).
SDN Jangkaran terletak didekat pantai
Congot Jangkaran Temon Kuloprogo.
Berdasarkan
hasil wawancara pada 20 Februari 2015 dengan kepala sekolah bahwa program
Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SDN Jangkaran Temon masih dilaksanakan pada
semester satu dari kelas satu hingga kelas enam. Sebelumnya guru telah dibekali
dan diberi pengarahan mengenai kesiapsiagaan bencana dengan waktu satu tahun di
tahun 2013. Dalam pelaksanaannya guru belum bisa menggunakan media Teknologi Informasi
(TI) untuk menunjang pembelajaran. Sehingga dalam hal ini pembelajaran mitigasi
bencana belum menggunakan media pembelajaran yang bersifat TI. Padahal usia
siswa SD masih dalam tahap operasional konkret yang masih perlu alat bantu
seperti media dalam pemahaman materi kesiapsiagaan bencana.
Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran mitigasi bencana
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dinamakan
TSUBASA (Tips Supaya Bisa Selamat). Penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (research and
development) model Borg and Gall yang terdiri dari analisis potensi dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, pengembangan produk,
uji coba produk, revisi produk, dan pemakaian produk. Media ini dapat membantu
guru dalam pembelajaran mitigasi bencana di SD. Siswa tertarik dan akan
memahami materi mitigasi bencana.
METODE
1)
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development) model Borg
and Gall (dalam Sugiyono, 2013).
2)
Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Siaga Bencana (SSB) SD Negeri
Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulonprogo, DIY yang berjumlah 19 siswa.
3) Rancangan penelitian
Tahapan penelitian
pengembangan ini merupakan penerapan dari metode penelitian pengembangan model
Sugiyono yang terdiri dari 10 (sepuluh) tahap, antara lain: yang terdiri dari
10 (sepuluh) tahap, antara lain: potensi
dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan
produk massal. Namun, dalam penelitian ini,peneliti menyederhakan menjadi 8
(tujuh) tahap penelitian yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain,
perbaikan/pengembangan desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian. Secara lebih rinci, tahapan
penerapa model Sugiyono dalampenelitian imi meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Potensi
dan Masalah
Tahap pertama peneliti melakuakn
observasi ke subjek. Tahap ini bertujuan untk mencari potensi dan masalah
proses pembelajaran mitigasi bencana di Sekolah Siaga Bencana SDN 01 Jangkaran,
Temon, Kulonprogo.
b. Pengumpulan
Informasi
Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan
informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan produk tertentu. Dalam hal
ini, peneliti mengumpulkan data yang digunakan untuk merencanakan media
pembelajaran yang sesuai dan dapat diterapkan
di subjek penelitian.
c. Desain
produk
Pada tahap ini peneliti merancang produk
yang akan dibuat. Rancangan produk ini dibuat berdasarkan informasi dan
kebutuhan peserta didik.
d. Validasi
desain
Validasi desain dilakukan oleh ahli yang
berkompeten di bidang media pembelajaran dan multimedia interaktif. Tahap
merupakan penilaian desain produk sebelum dikembangkan. Hasil dari penilaian
ini adalah kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan saran penambahan
konten dari ahli.
e. Perbaikan/pengembangan
desain
Pada tahap ini, desain yang telah
divalidasi kemudian diperbaiki dan dikembangkan berdasarkan pertimbangan
penilaian oleh ahli.
f. Uji
coba produk
Setelah produk sudah selesai
dikembangkan, tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Uji coba produk
bersifat terbatas pada beberapa subjek penelitian. Tahap uji coba bertujuan
untuk mengetahui apakah produk dapat berfungsi dengan baik dan dapat mudah
digunakan oleh subjek penelitian.
g. Revisi
produk
Revisi produk dilakukan jika terdapat
beberapa kekurangan kecil pada produk. Kekurangn tersebut dapat diketahui pada
hasil uji coba produk.
h. Uji
coba pemakaian
Setelah selesai melakukai pengujian produk dan
revisi produk. Langkah terakhir adalah uji coba produk secara luas kepada
seluruh siswa Sekolah Siaga Bencana SD Negeri Jangkaran, Temon, D.I. Yogyakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur
pengembangan dala penelitian ini terdiri dari analisis potensi masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, perbaikan/pengembangan
desain, uji coba produk, revisi produk, dan uji coba pemakaian. Berikut
merupakan paparan serta penjelasan secara lebih mendalam:
1)
Analisis
Potensi dan Masalah
Pada tahapan ini
dilakukan koordinasi untuk melakukan pengamatan dan wawancara di SDN Jangkaran
mengenai pembelajaran mitigasi bencana. Observasi dan wawancara dilakukan pada
20 Februari 2015. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah.
2)
Pengumpulan
Data
Pada tahaan ini,
peneliti mengumpulkan informasi berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan
pembelajaran. Didapatkan bahwa pembelajaran mitigasi bencana dilakukan hanya di
semester 1, sehingga di semester 2 tidak dilakukan pembelajaran mitigasi
bencana oleh sekolah. Para guru memiliki keterbatasan dalam menggunakan
Tekonologi Informasi (TI) dalam pembelajaran, sehingga dalam penyampaian materi
belum didukung oleh media pembelajaran yang bersifat TI.
3)
Desain
Produk
Pada tahapan ini
peneliti sudah merancang media pembelajaran mengenai mitigasi bencana dengan
menggunakan Multimedia
pembelajaran. Materi pada media ini dibatasi dengan materi
mitigasi bencana mengenai gempa bumi dan tsunami, hal ini dikarenakan
pelaksanaan Sekolah Siaga Bencana di SDN Jangkaran terfokus pada kesiapsiagaan
bencana gempa bumi dan tsunami. Media pembelajaran mitigasi bencana TSUBASA
(Tips supaya bisa selamat) dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash CS3.
Langkah-langkah dalam membuat media ini dengan Drawing (menggambar manual), Re-drawing
(menggambar ulang di komputer), Colouring
(memberi warna), mendesain di adobe flash CS3, Animating (memberi animasi), scripting (membuat program) dan memeasukkan
materi pembelajaran, Trying and error
(mencoba dan mendeteksi kesalahan), dan yang terakhir Finishing (menyelesaikan media).
4)
Validasi
Desain
Validasi dalam
penelitian ini meliputi validasi media dan materi. Validasi produk dilakukan oleh
ahli media bernama Dian Wahyuningsih,M.Pd yang merupakan dosen program studi
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Beliau menilai kelayakan media untuk diujicobakan. Berbagai saran dan masukan
disampaikan beliau guna merevisi produk yang telah dibuat. Saran yang
disampaikan bahwa video dalam media belum bisa dilihat, berikan tips terhindar
dari bencana dalam bentuk video, dalam tampilan awal evaluasi sebaiknya tidak
perlu mencantumkan isian nomor presensi karena mempersempit cakupan user,
kalimat penjelasan dalam materi sebaiknya memakai bahasa semi formal agar tidak
kaku, jika buku panduan untuk guru, siswa, dan orang tua sama maka penjelasan
tidak perlu dipisah-pisah, sebaiknya mencetak bku panduan dengan kertas yang
lebih tebal kemudian dijilid agar lebih rapi dan awet.
Validasi materi
dilakukan oleh Nurul Khotimah, M.Si yang merupakan dosen program studi
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau
menilai materi yang akan dimasukkan dalam media pembelajaran TSUBASA. Beliau
memberikan saran bahwa dalam penyajian soal disesuaikan dengan tingkat
pendidikan peserta didik sehingga mudah dipahami. Materi layak untuk
diujicobakan dengan revisi sesuai arahan.
a.
Data
hasil validasi ahli media
Data hasil validasi media yang dilakukan oleh Dian
Wahyuningsih, M.Pd sebagai berikut:
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Skala
penilaian
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Technical
Quality
|
Dapat
digunakan di berbagai sistem operasi
|
|
|
|
√
|
|
Kemudahan
instalasi, karena tidak memerlukan instalasi program
|
|
|
|
√
|
|
||
Kemampuan
aplikasi berjalan lancar, dan tidak terjadi crash/error
|
|
|
√
|
|
|
||
Keberadaan
petunjuk penggunaan dengan lengkap dan jelas
|
|
|
√
|
|
|
||
2
|
Visual
|
Teks
dapat terbaca dengan baik
|
|
|
|
|
√
|
Proporsional
Layout (tata letak teks gambar)
|
|
|
|
|
√
|
||
Kualitas
ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran,
warna, dan pencahayaan.
|
|
|
|
√
|
|
||
Kesesuaian
komposisi dan pemilihan warna
|
|
|
|
|
√
|
||
Kesesuaian
pemilihan jenis huruf dan ukuran huruf
|
|
|
|
|
√
|
||
3
|
Audio
|
Daya
dukung musik
|
|
|
|
√
|
|
Kejelasan
suara
|
|
|
|
√
|
|
||
Efek
suara
|
|
|
|
√
|
|
||
4
|
Interaktif
|
Kemampuan
aplikasi untuk memberikan feedback kepada pengguna
|
|
|
|
√
|
|
5
|
Usability
|
Media
mudah digunakan
|
|
|
|
|
√
|
Bentuk
dan letak petunjuk konsisten
|
|
|
|
|
√
|
||
Petunjuk
yang dibuat memudahkan peserta didik dalam pengoperasian media
|
|
|
|
|
√
|
||
TOTAL SKOR
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1. Hasil validasi media
Data yang
diperoleh kemudian diolah dengan teknik deskriptif persentase, yaitu mengubah
data kuantitatif menjadi bentuk persentase dan kemudian disajikan dengan kalimat
yang bersifat kualitatif. Persamaan yang digunakan untuk mengolah data lembar
validasi yang telah diisi oleh validator dan siswa adalah sebagai berikut.
Keterangan:
V : Validitas
TSEV : Total
Skor Empirik Validator
S-max : Skor Maksimal
yang diharapkan
100 : konstanta
(Sumber:
Akbar dan Sriwiyana, 2010:213)
Kriteria
kevalidan data penilaian sebagai berikut:
No
|
Kriteria
|
Tingkat
Validitas
|
1
|
75,01%
- 100%
|
Sangat valid
(dapat digunakan tanpa revisi)
|
2
|
50,01%
- 75%
|
Cukup valid
(dapat digunakan dengan revisi kecil)
|
3
|
25,01%
- 50,00%
|
Tidak valid
(tidak dapat digunakan)
|
4
|
00,00%
- 25,00%
|
Sangat tidak
valid (terlarang digunakan)
|
Tabel 2. Kriteria validitas
Berdasarkan
kriteria tersebut maka data yang diperoleh dalam penilaian media TSUBASA ini
dapat diperoleh sebagai berikut:
No
|
Aspek
|
Jumlah
Butir
|
Rata-rata
Skor
|
Presentase
|
Tingkat
Validitas
|
1
|
Technical
Quality
|
4
|
3,5
|
70%
|
Cukup valid
|
2
|
Visual
|
5
|
4,8
|
96%
|
Sangat valid
|
3
|
Audio
|
3
|
4
|
80%
|
Sangat valid
|
4
|
Interaktif
|
1
|
4
|
80%
|
Sangat valid
|
5
|
Usability
|
3
|
5
|
100%
|
Sangat valid
|
Rata-rata
total
|
85,2%
|
Sangat
valid
|
Tabel
3. Kriteria hasil validasi media
Data
yang diperoleh setelah melakukan validasi media yaitu pada bagian technical
quality diperoleh rerata skor sebesar 70% dengan tingkat validitas cukup valid.
Pada bagian visual diperoleh rerata skor sebesar 96% dengan tingkat validitas
sangat valid. Pada bagian audio diperoleh rerata skor sebesar 80% dengan
tingkat validitas sangat valid, pada bagian interaktif diperoleh rerata skor
sebesar 80% dengan tingkat validitas sangat valid. Sedangkan pada bagian
usability diperoleh rerata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat
valid. Sehingga diperoleh total semua rerata sebesar 85,2% yang menunjukkan
bahwa produk media yang telah dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat
valid dan tidak perlu dilakukan revisi. Namun dikarenakan masih ada masukan
mengenai buku panduan, maka kami mengadakan revisi sedikit mengenai buku
panduan.
b.
Data
hasil validasi ahli materi
Data hasil validasi materi yang dilakukan oleh Nurul
Khotimah, M.Si sebagai berikut:
No
|
Indikator
|
Skala
Penilaian
|
||||
SB
(5)
|
B
(4)
|
C
(3)
|
K
(2)
|
SK
(1)
|
||
1
|
Sasaran
dan materi yang akan disampaikan sudah jelas
|
√
|
|
|
|
|
2
|
Ketepatan
pemilihan materi
|
|
√
|
|
|
|
3
|
Keakuratan
isi materi
|
|
√
|
|
|
|
4
|
Materi
yang disampaikan sudah lengkap
|
√
|
|
|
|
|
5
|
Soal
evaluasi sesuai dengan materi yang disajikan
|
√
|
|
|
|
|
6
|
Penyampaian
materi dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa
|
√
|
|
|
|
|
7
|
Materi
dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
|
|
√
|
|
|
|
8
|
Materi
yang disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa
|
|
√
|
|
|
|
9
|
Materi
dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri
|
|
√
|
|
|
|
10
|
Materi
merangsang siswa berpikir lebih runtut
|
|
√
|
|
|
|
11
|
Penyajian
materi sistematis dan logis
|
|
√
|
|
|
|
12
|
Materi
yang disajiakan dapat membangkitkan aspek psikomotorik siswa
|
|
√
|
|
|
|
13
|
Materi
yang disajikan menarik bagi siswa
|
√
|
|
|
|
|
14
|
Materi
mudah dipahami karena didukung dengan contoh gambar dan animasi
|
√
|
|
|
|
|
15
|
Contoh
gambar dengan teks saling mendukung
|
|
√
|
|
|
|
16
|
Penyajian
soal menarik siswa untuk belajar
|
|
√
|
|
|
|
17
|
Tata
bahasa, ejaan, dan istilah yang digunakan sudah tepat
|
√
|
|
|
|
|
18
|
Bahasa
yang digunakan mudah dipahami
|
√
|
|
|
|
|
Jumlah
|
40
|
40
|
0
|
0
|
0
|
|
Jumlah
total
|
80
|
Tabel 4. Hasil validasi materi
Berdasarkan
kriteria yang telah disamapaikan, maka data yang diperoleh dalam penilaian
materi TSUBASA ini dapat diperoleh sebagai berikut:
= 88,89%
Sehingga
diperoleh total semua rerata sebesar 88,89% yang menunjukkan bahwa produk media
yang telah dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat valid dan tidak perlu
dilakukan revisi. Namun dikarenakan masih ada masukan dari validator, maka kami
mengadakan revisi sedikit mengenai materi.
5)
Perbaikan/pengembangan
Desain
Setelah
produk divalidasi, dilakukan perbaikan media pembelajaran interaktif mitigasi
bencana agar lebih sempurna. Revisi dilakukan berdasarkan saran dari para ahli
yang telah disampaikan dalam lebar catatan dari kedua ahli. Revisi dilakukan
pada media pembelajaran TSUBASA dan materi yang ada di dalamnya.
6) Uji Coba Produk]
Produk setelah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media tahap
selanjutnya yaitu dilakukan uji produk terhadap siswa kelas V SDN Jangkaran,
Temon, Kulonprogo. Data kuantitatif yang berhasil diperoleh dari hasil uji coba
terbatas adalah sebagai berikut. Berdasarkan data post-test, pada indikator pemahaman
tentang mitigasi bencana sebanyak 89,47% siswa sudah paham tentang mitigasi
bencana. Sedangkan sisanya yakni 10,53% siswa belum memahami mengenai mitigasi
bencana. Pada indikator materi, ketertarikan media, pengaruh media, dan
persetujuan untuk digunakan dalam KBM, seluruh siswa menyatakan Ya atau setuju.
Dengan demikian media mitigasi bencana TSUBASA efektif untuk memberikan
pemahaman mengenai mitigasi bencana untuk Siswa Sekolah Siaga Bencana.
7) Revisi Produk
Ketika
uji coba produk kepada siswa kelas V masih ada kendala pada saat mengisi kuis,
ada isisan yang tidak jelas, kemudian bagian ini direvisi agar mempermudah
siswa untuk menjawab.
8) Uji Coba Pemakaian
Setelah
media TSUBASA direvisi kemudian diuji cobakan di SDN Jangkaran. Kami memebrikan
media ini kepada SDN Jangkaran untuk dapat digunakan dalam pembelajaran
mitigasi bencana. Media ini dilengkapai dengan panduan untuk guru, siswa, dan
orang tua.
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan hasil
penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
uji validasi media, media pembelajaran TSUBASA dinyatakan sangat valid untuk diujicobakan
dan menjadi sebuah media pembelajaran mengenai mitigasi bencana.
2. Berdasarkan
uji validasi materi, materi dalam media pembelajaran dinyatakan sangat valid
dan layak untuk diujicobakan.
REFERENSI
Akbar,
S., dan Sriwiyana, Hadi.2010. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Cipta Media.
Yogyakarta.
Izzaty,
R.E. dkk. 2013). Perkembangan Peserta
Didik. UNY Press. Yogyakarta.
Nandi.
2006. Penggunaan Multimedia Interaktif
dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan. Jurnal GEA Pendidikan Geografi
UPI. Vol. 6. No. 1 , April 2006.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197901012005011-NANDI/artikel%20jurnal/Artikel_di_Jurnal_GEA.pdf__Penggunaan_Multimedia__Interaktif.pdf
Nurjanah,
dkk. 2012. Manajemen Bencana. Alfabeta.
Bandung.
Pribadi, Krisna S.
2009. Pendidikan Siaga Bencana Gempa Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan
Keselamatan Siswa(Studi Kasus Pada SDN Cirateun dan SDN Padasuka 2 Kabupaten
Bandung). http://jurnal.upi.edu/abmas/view/418/pendidikan-siaga-bencana-gempa-bumi-sebagai-upaya-meningkatkan-keselamatan-siswa--studi-kasus-pada-sdn-cirateun-dan-sdn-padasuka-2-kabupaten-bandung-.html.
Sanaky,
Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Safirian Insana Press.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Kencana Prenada media Group. Jakarta
Sarwiko, Dwi. 2010. Pengambangan Media Pembelajaran Interaktif
berbasis Macromedia Director MX (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada
Jurusan S1 Sistem.http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2010/Artikel_10105507.pdf
Undang-undang
Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007
Yunus,
F. dkk. 2011. Buku Panduan Menghadapi
Bencana di Sekolah. UNDP Indonesia. Jakarta.